Benarkah Pengguna Windows Malas Belajar?


Kefanatikan pengguna sistem operasi tertentu terkadang bisa membuat kita tersenyum geli. Mereka membela mati-matian sistem operasi pilihannya tanpa peduli baik dan buruknya. Seolah merekalah yang melahirkan sang sistem operasi seperti anak mereka sendiri.

Beberapa minggu yang lalu ada seseorang yang mengirimkan email dengan subjek “mau tanya tentang linux” ke salah satu milis yang aku ikuti. Inti dari pertanyaannya adalah apakah android adalah suatu sistem operasi yang dibangun dari nol atau merupakan turunan dari sistem operasi lain? Permasalahan melebar hingga membahas pilihan distro yang tersedia saat ini.

Kemudian ada satu email yang menarik perhatian yaitu

Sang penulis mengatakan bahwa GNU/Linux (karena menghormati permintaan Linus Torvald di G+, mulai sekarang GNU/Linux akan ditulis dengan Linux saja) dirancang untuk orang-orang yang aktif belajar sedangkan Microsoft Windows dan Mac OS untuk mereka yang pasif belajar.

Sekilas mungkin tidak ada bantahan untuk pernyataan ini, tapi jika mau diteliti sekali lagi akan timbul pertanyaan besar. Apakah pernyataan itu benar?

Jika mau jujur, sebenarnya tidak semua pengguna Windows dan Mac adalah orang yang pasif belajar. Asumsi ini mungkin karena Mac dan Windows hanya tinggal klik sana – sini dan pekerjaan selesai. Sementara di Linux pekerjaan lebih sering diselesaikan dengan mengetikkan perintah ke terminal.

Bagi sebagian orang pekerjaan klik sana-sini terkesan pekerjaan orang malas (di email tersebut dituliskan pasif). Tapi bagi sebagian yang lain pekerjaan menghafal dan kemudian mengetikkan perintah di terminal adalah pekerjaan yang rumit. Bagi mereka waktu yang terbuang untuk mempelajari baris-baris perintah lebih baik digunakan untuk melakukan hal lain yang lebih berguna.

Kelompok pertama yang mendewakan penggunaan terminal adalah mereka yang Linux Expert Wannabe. Kenapa? Karena saat ini sudah cukup banyak GUI yang dibuat untuk membantu “melupakan” penggunaan terminal. Tinggal klik sana-sini dan pekerjaanpun selesai tanpa harus mengetikkan perintah berbahasa dewa. Beberapa pengguna aktif di level expert mulai banyak memberikan solusi aplikasi-aplikasi berbasis GUI untuk membantu pengguna awam dalam memelihara sang pinguin. Walaupun tak dapat dibantah, beberapa pekerjaan masih tetap lebih cepat diselesaikan dengan mengetikkan perintah di terminal.

Pengguna Linux yang relatif aman – dalam artian hanya menggunakan aplikasi perkantoran dan berselancar di internet – mungkin adalah pengguna paling pasif di dunia komputer. Mereka merasa aman karena virus dari Windows tidak dapat menginfeksi komputer mereka.

Bandingkan hal ini dengan pengguna Windows dalam kapasitas yang sama. Mereka harus dipusingkan dengan urusan pervirusan yang cukup membuat semangat kerja menurun ketika komputernya terinfeksi. Untuk mengatasi hal itu mereka dituntut untuk kreatif, rajin memperbarui pengetahuan dan rajin melakukan riset anti-virus demi kenyamanan hidup mereka.

Kreatif yang dimaksud adalah mereka harus selalu berpikir untuk menyimpan data mereka dengan format-format tak lazim yang kira-kira tidak akan disentuh oleh virus. Dari proses kreatif ini lahirlah sistem penamaan folder dengan menggunakan kode ASCII. Sekilas tulisannya bisa dibaca sesuai dengan penulisan standar atau dapat juga berupa simbol-simbol berbahasa dewa 😀

Selain proses tersebut, pengguna Windows – bahkan untuk level rumahan – juga dituntut untuk selalu memperbarui pengetahuan mereka tentang anti virus yang terbaik saat ini (lupakan sejenak masalah etika bajak-membajak di sini). Mereka juga harus selalu meriset mengenai anti virus mana yang ampuh untuk membantai virus tertentu. Kedua proses ini bisa dilakukan dengan membaca atau bertanya kepada teman mereka.

Ketiga proses tersebut tentu saja tidak dikenal dalam dunia Linux karena mereka berasumsi bahwa Linux kebal virus 😀

Akhirnya, penggunaan sistem operasi tertentu tidak akan menjadikan kita lebih pintar atau lebih bodoh. Proses dan keinginan kita untuk belajar itu jauh lebih penting daripada sekedar memamerkan sistem operasi yang kita gunakan.

NB:

Saya adalah pengguna Windows dari versi 3.11 sampai sekarang, minus beberapa versi yang saya lompati karena dianggap kurang stabil. Selain itu saya juga menggunakan Linux dari tahun 2000 terutama ubuntu dan fedora. Gak pernah pakai produk Apple jadi gak terlalu banyak komen untuk yang satu ini.